Langsung ke konten utama

Diagnosa Fibromyalgia

Diagnosa Fibromyalgia
Tidak ada tes darah atau X-ray untuk membantu dokter menentukan apakah seseorang menderita fibromyalgia. Oleh karenanya, diagnosis dari fibromyalgia dibuat semata-mata pada dasar klinis yang berdasarkan pada pemeriksaan sejarah dan fisik penderita. Pada pasien dengan nyeri tubuh yang tersebar luas, diagnosis dari fibromyalgia dapat dibuat dengan mengidentifikasi area titik nyeri (secara khas, pasien akan mempunyai paling sedikit 11 dari 18 titik nyeri klasik), dengan menemukan tidak ada penyertaan jaringan yang membengkak atau meradang, dan dengan mengeluarkan kondisi medis lain yang dapat menyerupai fibromyalgia. Banyak kondisi medis yang dapat menyebabkan nyeri pada area yang berbeda dari tubuh, yang menyerupai fibromyalgia. Kondisi-kondisi tersebut adalah :
  • Tingkat hormon tiroid yang rendah (hypothyroidism)
  • Penyakit paratiroid (menyebabkan tingkat kalsium darah yang meningkat)
  • Penyakit otot yang menyebabkan nyeri otot (seperti polymyositis)
  • Penyakit tulang yang menyebabkan nyeri tulang (seperti Paget)
  • Kalsium darah yang meningkat (hypercalcemia)
  • Penyakit infeksius (seperti hepatitis, Epstein Barr virus, AIDS)
  • Kanker
Meskipun tidak ada tes darah untuk fibromyalgia, tes darah adalah penting untuk mengeluarkan kondisi-kondisi medis lain. Oleh karenanya, hormon tiroid dan tingkat kalsium darah diperoleh untuk mengeluarkan hypercalcemia, hyperparathyroidism, dan hypothyroidism. Tingkat alkaline phosphatase seringkali naik pada pasien dengan penyakit tulang Paget. Tingkat CPK seringkali naik pada pasien dengan polymyositis, penyakit dengan peradangan otot yang tersebar. Oleh karenanya, memperoleh tingkat darah alkaline phosphatase dan CPK dapat membantu dokter memutuskan apakah penyakit Paget dan polymyositis adalah penyebab dari nyeri tulang dan otot. Tes jumlah darah komplit atau complete blood count (CBC) dan hati membantu dalam diagnosis dari hepatitis dan infeksi lain.

Fibromyalgia dapat terjadi sendirian atau dalam hubungan dengan kondisi rhematik sistemik lain. Kondisi rhematik sistemik merujuk pada penyakit yang dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada banyak jaringan dan organ yang berbeda di tubuh. Kondisi rhematik sistemik yang berhubungan dengan fibromyalgia termasuk systemic lupus erythematosus, rheumatoid arthritis, polymyositis, dan polymyalgia rheumatica. Tes darah yang sangat membantu dalam mengevaluasi penyakit-penyakit ini termasuk erythrocyte sedimentation rate (ESR), serum protein electrophoresis (SPEP), antinuclear antibody (ANA), dan rheumatoid factor (RF). Pada pasien-pasien dengan fibromyalgia tanpa penyakit sistemik yang berhubungan, tes darah ESR, SPEP, ANA, dan RF biasanya adalah normal.

Baca Juga

Artikel Terkait

Komentar