Bagi kita, menguap adalah suatu hal yang wajar akibat dari kelelahan dan rasa kantuk. Namun menurut para ilmuwan, menguap menyimpan banyak rahasia yang masih perlu diteliti dan diungkap. Dalam beberapa tahun terakhir, menguap telah dipercaya mampu mengurangi kecemasan dan ketegangan secara efektif.
Penelitian pada scan otak baru-baru ini, menunjukkan bahwa menguap mampu membangkitkan aktifitas neural pada bagian otak yang berfungsi menghasilkan kesadaran sosial dan menciptakan perasaan empati. Bagian otak tersebut adalah precuneus, bagian kecil yang tersembunyi dalam lipatan lobus parietalis, yang berperan sentral dalam kesadaran, refleksi diri, dan pengambilan memori. Pada bagian ini juga yang paling sering dan paling parah terserang penyakit yang berkaitan dengan usia.
Menurut Andrew Newberg, direktor Penn’s Center for Spirituality and the Mind, menguap harus diintegrasikan ke dalam latihan dan program-program pengurangan stress, kognitif dan latihan peningkatan memori, psikoterapi, dan kontemplatif spiritual. Dan, karena precuneus baru-baru ini telah dikaitkan dengan sistem neuron di otak (yang memungkinkan kita untuk beresonansi dengan perasaan dan perilaku orang lain), menguap diyakini dapat membantu untuk meningkatkan kesadaran sosial, belas kasih, dan komunikasi efektif dengan orang lain. Namun hal ini sulit untuk dipopulerkan, karena adanya stigma yang tak dapat dijelaskan dalam masyarakat yang menyiratkan bahwa tidak sopan untuk menguap, dan kebanyakan dari kita diajarkan hal ini ketika kita masih kecil.
Menguap tidak hanya membuat anda relaks, tapi juga membawa anda ke dalam keadaan dengan kesadaran kognitif yang tinggi. Siswa menguap di kelas, belum tentu karena guru yang membosankan tetapi karena otak berusaha mengusir kantuk, dengan demikian membantu otak tetap fokus pada konsep-konsep dan ide-ide penting. Ini mengatur kesadaran diri kita, dan membantu kita menjadi lebih introspektif dan sadar diri.
Menguap, merupakan sebuah mekanisme untuk kewaspadaan, dimulai pada janin dalam 20 minggu pertama setelah pembuahan. Ini membantu mengatur irama sirkadian bayi yang baru lahir, dan ini menambah bukti bahwa menguap terlibat dalam pengaturan proses bangun dan tidur. Karena ritme sirkadian menjadi tidak sinkron ketika siklus tidur normal terganggu, menguap membantu mereset otak untuk mengatur kembali rasa kantuk. Menguap mungkin juga bisa mencegah efek jet lag dan mengurangi ketidaknyamanan yang disebabkan oleh ketinggian.
Selain mengaktifkan precuneus, menguap juga mengatur suhu dan metabolisme otak. Dibutuhkan banyak energi saraf untuk tetap sadar waspada, dan saat bekerja otak menjadi kurang energi efisien. Menguap mungkin sebagai cara untuk mendinginkan otak yang terlalu aktif, terutama di daerah lobus frontal. Beberapa peneliti bahkan berpendapat bahwa itu adalah suatu bentuk primitif empati.
Anjing menguap sebelum menyerang, atlet Olimpiade menguap sebelum berlomba, dan ikan menguap sebelum beraktifitas. Bahkan ada bukti bahwa menguap membantu individu militer melakukan tugas menembak dengan akurasi yang lebih besar. Menguap mungkin menjadi salah satu mekanisme yang paling penting untuk mengatur perilaku yang berhubungan dengan kelangsungan hidup pada mamalia. Jadi jika anda ingin menjaga otak sehat secara optimal, sangatlah penting bagi anda untuk menguap. Memang benar bahwa menguap berlebihan dapat menjadi tanda bahwa terjadi kelainan neurologis (seperti migrain, multiple sclerosis, stroke, atau reaksi obat). Namun para peneliti menduga bahwa menguap mungkin akibat dari otak yang berupaya untuk menghilangkan gejala dengan menyesuaikan fungsi saraf.
Banyak zat kimia saraf yang terlibat dalam aktifitas menguap, termasuk dopamin, yang mengaktifkan produksi oksitosin dalam hipotalamus dan hipokampus, area penting untuk daya ingat, kontrol, dan pengaturan suhu. Neurotransmiter ini mengatur kenikmatan, sensualitas, dan hubungan antara individu-individu. Zat kimia saraf dan molekul lain yang terlibat dengan menguap adalah asetilkolin, nitrat oksida, glutamat, GABA, serotonin, ACTH, MSH, hormon seksual, dan opium derivate peptida. Pada kenyataannya, sulit untuk menemukan aktivitas lain yang berpengaruh positif begitu banyak pada fungsi otak.
Peneliti menyarankan menguap sebanyak mungkin dalam sehari, ketika bangun tidur, ketika menghadapi masalah yang sulit di tempat kerja, ketika akan tidur, dan setiap kali merasa marah, gelisah, atau stres. Menguap sebelum memberikan pidato penting, sebelum mengikuti tes, dan menguap ketika bermeditasi atau berdoa akan mengintensifkan pengalaman rohani.
Sekarang anda coba menguap sebanyak mungkin yang anda bisa, dan anda akan merasakan efek menguap secara langsung. Mata anda mungkin mulai berair dan hidung mungkin mulai agak lancar bernafas, juga anda akan merasa sangat santai dan sangat waspada.
Penelitian pada scan otak baru-baru ini, menunjukkan bahwa menguap mampu membangkitkan aktifitas neural pada bagian otak yang berfungsi menghasilkan kesadaran sosial dan menciptakan perasaan empati. Bagian otak tersebut adalah precuneus, bagian kecil yang tersembunyi dalam lipatan lobus parietalis, yang berperan sentral dalam kesadaran, refleksi diri, dan pengambilan memori. Pada bagian ini juga yang paling sering dan paling parah terserang penyakit yang berkaitan dengan usia.
Menurut Andrew Newberg, direktor Penn’s Center for Spirituality and the Mind, menguap harus diintegrasikan ke dalam latihan dan program-program pengurangan stress, kognitif dan latihan peningkatan memori, psikoterapi, dan kontemplatif spiritual. Dan, karena precuneus baru-baru ini telah dikaitkan dengan sistem neuron di otak (yang memungkinkan kita untuk beresonansi dengan perasaan dan perilaku orang lain), menguap diyakini dapat membantu untuk meningkatkan kesadaran sosial, belas kasih, dan komunikasi efektif dengan orang lain. Namun hal ini sulit untuk dipopulerkan, karena adanya stigma yang tak dapat dijelaskan dalam masyarakat yang menyiratkan bahwa tidak sopan untuk menguap, dan kebanyakan dari kita diajarkan hal ini ketika kita masih kecil.
Menguap tidak hanya membuat anda relaks, tapi juga membawa anda ke dalam keadaan dengan kesadaran kognitif yang tinggi. Siswa menguap di kelas, belum tentu karena guru yang membosankan tetapi karena otak berusaha mengusir kantuk, dengan demikian membantu otak tetap fokus pada konsep-konsep dan ide-ide penting. Ini mengatur kesadaran diri kita, dan membantu kita menjadi lebih introspektif dan sadar diri.
Menguap, merupakan sebuah mekanisme untuk kewaspadaan, dimulai pada janin dalam 20 minggu pertama setelah pembuahan. Ini membantu mengatur irama sirkadian bayi yang baru lahir, dan ini menambah bukti bahwa menguap terlibat dalam pengaturan proses bangun dan tidur. Karena ritme sirkadian menjadi tidak sinkron ketika siklus tidur normal terganggu, menguap membantu mereset otak untuk mengatur kembali rasa kantuk. Menguap mungkin juga bisa mencegah efek jet lag dan mengurangi ketidaknyamanan yang disebabkan oleh ketinggian.
Selain mengaktifkan precuneus, menguap juga mengatur suhu dan metabolisme otak. Dibutuhkan banyak energi saraf untuk tetap sadar waspada, dan saat bekerja otak menjadi kurang energi efisien. Menguap mungkin sebagai cara untuk mendinginkan otak yang terlalu aktif, terutama di daerah lobus frontal. Beberapa peneliti bahkan berpendapat bahwa itu adalah suatu bentuk primitif empati.
Anjing menguap sebelum menyerang, atlet Olimpiade menguap sebelum berlomba, dan ikan menguap sebelum beraktifitas. Bahkan ada bukti bahwa menguap membantu individu militer melakukan tugas menembak dengan akurasi yang lebih besar. Menguap mungkin menjadi salah satu mekanisme yang paling penting untuk mengatur perilaku yang berhubungan dengan kelangsungan hidup pada mamalia. Jadi jika anda ingin menjaga otak sehat secara optimal, sangatlah penting bagi anda untuk menguap. Memang benar bahwa menguap berlebihan dapat menjadi tanda bahwa terjadi kelainan neurologis (seperti migrain, multiple sclerosis, stroke, atau reaksi obat). Namun para peneliti menduga bahwa menguap mungkin akibat dari otak yang berupaya untuk menghilangkan gejala dengan menyesuaikan fungsi saraf.
Banyak zat kimia saraf yang terlibat dalam aktifitas menguap, termasuk dopamin, yang mengaktifkan produksi oksitosin dalam hipotalamus dan hipokampus, area penting untuk daya ingat, kontrol, dan pengaturan suhu. Neurotransmiter ini mengatur kenikmatan, sensualitas, dan hubungan antara individu-individu. Zat kimia saraf dan molekul lain yang terlibat dengan menguap adalah asetilkolin, nitrat oksida, glutamat, GABA, serotonin, ACTH, MSH, hormon seksual, dan opium derivate peptida. Pada kenyataannya, sulit untuk menemukan aktivitas lain yang berpengaruh positif begitu banyak pada fungsi otak.
Peneliti menyarankan menguap sebanyak mungkin dalam sehari, ketika bangun tidur, ketika menghadapi masalah yang sulit di tempat kerja, ketika akan tidur, dan setiap kali merasa marah, gelisah, atau stres. Menguap sebelum memberikan pidato penting, sebelum mengikuti tes, dan menguap ketika bermeditasi atau berdoa akan mengintensifkan pengalaman rohani.
Sekarang anda coba menguap sebanyak mungkin yang anda bisa, dan anda akan merasakan efek menguap secara langsung. Mata anda mungkin mulai berair dan hidung mungkin mulai agak lancar bernafas, juga anda akan merasa sangat santai dan sangat waspada.
Komentar
Posting Komentar