Langsung ke konten utama

Bahan Kimia Pada Parfum Ternyata Banyak Mengandung Racun

Bahan Kimia Pada Parfum Ternyata Banyak Mengandung Racun
Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini parfum merupakan suatu kebutuhan pokok. Para pegawai kantor, remaja, dan terutama bagi wanita, rasanya tidak mungkin mereka melakukan aktivitas sehari-hari tanpa menggunakan aroma parfum pada tubuhnya. Tidak hanya itu, aroma parfum juga digunakan untuk memberi kesegaran pada ruangan. Jika anda berjalan di dalam sebuah pusat pertokoan, anda pasti disuguhi aroma parfum yang menyengat di tiap-tiap toko. Hal ini dimaksudkan agar orang lain disekitarnya merasa nyaman dan tidak terganggu dengan bau-bau yang tidak sedap.

Namun sayangnya, parfum tidak hanya memberikan aroma harum, tetapi juga memberikan banyak efek racun. Ada lebih dari 500 bahan kimia potensial yang dapat digunakan untuk memberikan "aroma harum" yang ditemukan pada banyak produk, bukan hanya parfum dan cologne. Aroma tersebut bisa ditemukan di penyegar udara ruangan, kosmetik, pelembut kain, deterjen, lilin, dll. Dan produsen tidak diwajibkan untuk mencantumkan bahan yang ada pada label produknya, juga tidak harus mengungkapkan bahan tertentu yang memenuhi syarat sebagai "aroma" karena mereka dilindungi sebagai rahasia dagang perusahaan.

Beberapa bahan kimia yang paling umum pada parfum adalah etanol, asetaldehida, benzaldehida, benzil asetat, a-pinene, aseton, benzil alkohol, etil asetat, linalool, a-terpinene, metilen klorida, oksida stirena, sulfat dimenthyl, a-terpineol, kapur barus, dan limonene. Beberapa bahan kimia tersebut memberikan efek pada kesehatan yaitu mudah tersinggung, kekaburan mental, nyeri otot, asma, kembung, nyeri sendi, nyeri sinus, kelelahan, sakit tenggorokan, iritasi mata, masalah pencernaan, laringitis, sakit kepala, pusing, bengkak kelenjar getah bening, peningkatan tekanan darah, batuk, dan gatal iritasi kulit.

Asetaldehida merupakan karsinogen bagi manusia. Dalam penelitian pada hewan, zat ini mampu melintasi plasenta menuju janin. Industri kimia sendiri mencatat sebagai sakit kepala, tremor, kejang, dan bahkan kematian sebagai efek yang mungkin terjadi dari paparan asetonitril, bahan lain yang umum. Dalam penelitian hewan, oksida stirena menyebabkan depresi. Toluena (juga dikenal sebagai metil benzena) adalah neurotoksin yang dapat menyebabkan hilangnya kontrol otot, kerusakan otak, sakit kepala, kehilangan memori, dan masalah dengan berbicara, mendengar, dan visi. Musk tetralin (AETT) telah terbukti menyebabkan degenerasi sel otak dan sumsum tulang belakang.

Penelitian ini menegaskan bahwa banyak bahan dalam parfum adalah neurotoksin, yang berarti bahwa mereka memiliki efek beracun pada otak dan sistem syaraf. Penelitian lain menghubungkan gejala emosi negatif, mental, dan fisik lainnya pada berbagai bahan parfum. Sampai baru-baru ini, para ilmuwan percaya bahwa otak dilindungi oleh sebuah mekanisme kedap yang dikenal sebagai "blood-brain barrier". Penelitian terbaru menunjukkan bahwa sistem ini memungkinkan racun lingkungan, termasuk yang ditemukan pada parfum dan produk beraroma lain mampu mengakses ke otak halus, dan yang pernah ditemukan di otak butuh waktu puluhan tahun untuk menghilangkannya. Dimana dapat mengakibatkan kerusakan substansial dalam bentuk peradangan dan plak yang menumpuk di otak, dua dari prekursor terhadap gangguan otak yang serius seperti Alzheimer dan Parkinson.

Beberapa bahan aroma parfum mengganggu keseimbangan hormon kita, menyebabkan sejumlah masalah emosional, antara lain : kecemasan, perubahan mood, dan depresi. Tidak semua produk yang beraroma diciptakan sama. Banyak parfum dan cologne terutama merek komersial terdiri dari bahan kimia sintetik. Bahkan produk alami juga banyak mengandung bahan-bahan aroma sintetis sehingga penting untuk mulai membaca label pada produk perawatan pribadi. Jika tidak ada daftar bahan, produsen pasti memiliki sesuatu yang disembunyikan. Berhati-hatilah terhadap "minyak wangi" yang menyamar sebagai minyak esensial. Carilah yang berasal dari bahan-bahan alami yaitu yang berasal dari bunga, daun, dan bahan-bahan alam lainnya.

Baca Juga

Artikel Terkait

Komentar