Ciri-ciri tumbuhan ini adalah pohonnya kecil, tingginya kurang dari 1 meter. Daun tersusun majemuk dengan tangkai panjang. Batangnya biasanya sangat pendek, bersegi dan beralur membujur. Bunganya tersusun majemuk berkarang, berukuran kecil, dan berwarna putih kehijauan. Buahnya kecil-kecil berwarna coklat gelap. Tumbuhan ini dapat tumbuh di dataran rendah atau dataran tinggi, dan berkembang dengan baik di tempat yang lembab dan subur. Di daerah dataran tinggi, Seledri tumbuh dengan tangkai dan daun yang tebal.
Seledri telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu di Eropa sebagai unsur pengobatan dan penyedap masakan. Menurut ahli sejarah botani, daun Seledri telah dimanfaatkan sebagai tanaman obat sejak abad XVII atau sekitar tahun 1640, dan diakui sebagai tumbuhan berkhasiat obat secara ilmiah baru pada tahun 1942.
Tanaman yang terlihat cantik jika ditanam dalam pot ini lebih dulu dimanfaatkan sebagai bumbu masakan. Daun Seledri biasa dipakai untuk memperkaya cita rasa sajian kaldu, sup kacang merah, bubur ayam, dan berbagai macam masakan di Indonesia. Di Eropa, batang Seledri yang besar sering dibuat sebagai salad dengan saus mayones atau bechamel (saus berbahan dasar susu) sebagai isi roti sandwich.
Ada tiga kelompok seledri yang dibudidayakan:
- Seledri daun atau seledri iris (A. graveolens kelompok secalinum) yang biasa diambil daunnya dan banyak dipakai di masakan Indonesia.
- Seledri tangkai (A. graveolens kelompok dulce) yang tangkai daunnya membesar dan beraroma segar, biasanya dipakai sebagai komponen salad.
- Seledri umbi (A. graveolens kelompok rapaceum), yang membentuk umbi di permukaan tanah; biasanya digunakan dalam sup, dibuat semur, atau schnitzel. Umbi ini kaya provitamin A dan K.
Kandungan
Tanaman ini mengandung zat gizi dan fitonoutrien. Aroma Seledri yang khas berasal dari sejumlah komponen mudah menguap dari minyak atsiri yang mengandung butilftalida sebagai pembawa aroma utama. Terdapat juga sejumlah flavonoid seperti graveobiosid A (1-2%) dan B (0,1 - 0,7%), serta senyawa golongan fenol. Komponen lainnya psoralen, apiin, isokuersitrin, furanokumarin, serta isoimperatorin. Kandungan asam lemak utama adalah asam petroselin (40-60%). Daun dan tangkai daun mengandung steroid seperti stigmasterol dan sitosterol. Selain itu, seledri juga mengandung banyak mineral seperti kalsium, fosfor, sodium, klorin, potasium (kalium), magnesium, asparagine apigenin, kholin, dan saporin, dan juga senyawa sedatif (phathalide), dan serat.
Kandungan gizi yang terdapat dalam Seledri (per 100 gr), antara lain :
kalori | : | 20 kal |
protein | : | 1 gram |
lemak | : | 0,1 gram |
hidrat arang | : | 4,6 gram |
kalsium | : | 50 mg |
fosfor | : | 40 mg |
besi | : | 1 mg |
Vitamin A | : | 130 SI |
Vitamin B1 | : | 0,03 mg |
Vitamin C | : | 11 mg |
Dll. |
Suatu enzim endonuklease yang disebut Cel1 juga diekstrak dari seledri dan dipakai dalam suatu teknik biologi molekular yang disebut Tilling.
Manfaat
Masyarakat pedesaan di Indonesia telah lama memanfaatkan seledri sebagai obat untuk menurunkan panas dengan cara mengoleskan tumbukan daun seledri ke kepala anak yang terserang demam. Air perasan seledri yang mempunyai sifat mendinginkan dipercaya dapat menurunkan suhu badan. Juga diyakini, air perasan daun seledri dapat menyuburkan dan menghitamkan rambut.
Orang Romawi kuno menggunakan seledri untuk mengobati demam, flu, penyakit pencernaan, beberapa tipe arthritis (radang sendi), penyakit limpa dan hati. Seledri juga diyakini bisa menyembuhkan berbagai penyakit seperti diare, epilepsi, migrain, memperbaiki fungsi hormon, serta membersihkan darah. Jus seledri dari seledri berdaun besar bisa meningkatkan kecerdasan, dan menyembuhkan gondok.
Berdasarkan penelitian, tumbuhan ini mengandung natrium yang berfungsi sebagai pelarut untuk melepaskan deposit kalsium yang menyangkut di ginjal dan sendi, mengandung magnesium yang berfungsi menghilangkan stress, dan juga mengandung psoralen yang berfungsi untuk menghancurkan radikal bebas biang penyebab kanker. Selain itu Seledri juga diketahui mengandung apigenin yaitu senyawa aktif yang dapat menurunkan tekanan darah (berfungsi sebagai kalcium antagonis), apiin dan manitol yang berfungsi sebagai diuretik (melancarkan kencing). Tingginya kadar sodium dalam seledri sangat berguna untuk menjaga vitalitas tubuh. Fungsi lainnya adalah sebagai anti reumatik serta pembangkit nafsu makan (karminativa). Umbinya memiliki khasiat yang mirip dengan daun tetapi digunakan pula untuk memacu enzim pencernaan, dan afrodiasika (pembangkit gairah seksual). Sedangkan buah dan bijinya sebagai pereda kejang (antipasmodik), menurunkan kadar kolesterol darah, antirematik, diuretik, karminatif, afrodiasika dan penenang (sedatif).
Pada dunia kecantikan, selain digunakan untuk memperindah rambut, Seledri juga baik dikonsumsi untuk mencegah timbulnya kerutan pada wajah, melarutkan lemak dan menurunkan berat badan, menjaga kelenturan dan kekencangan kulit dan menghilangkan bau badan dan mulut.
Bahaya
Selain memiliki banyak manfaat, mengkonsumsi seledri terlalu banyak tidak baik untuk ibu yang menyusui karena dapat mengurangi jumlah air susu ibu. Seledri juga berpotensi menimbulkan alergi pada sejumlah orang yang peka. Penderita radang ginjal tidak dianjurkan mengkonsumsinya.
Komentar
Posting Komentar