Flu babi, juga dikenal sebagai influenza tipe A subtipe H1N1, adalah penyakit yang menyerang manusia. Penularan penyakit ini berasal dari penderita lain, bukan dari babi.
Penyakit ini awalnya dijuluki flu babi karena virus yang menyebabkan penyakit ini berasal dari babi. Virus ini sendiri mengandung gen dari virus flu pada babi, burung, dan manusia. Meskipun kebanyakan orang menyebut virus ini sebagai virus flu babi H1N1, para ilmuwan masih berdebat tentang nama apa yang tepat untuk virus tersebut.
Virus flu babi yang menyebar di antara babi tidak sama dengan virus flu manusia. Flu babi jarang menulari manusia, dan langka terjadi kasus manusia yang terkena dampak virus flu babi terutama yang kontak langsung dengan babi. Tapi wabah flu babi saat ini berbeda. Ini disebabkan karena virus flu babi tipe baru yang telah mengalami mutasi sehingga memungkinkan untuk menyebar dari manusia ke manusia, dan terjadi di antara mereka yang tidak pernah kontak dengan babi.
Untuk membedakan antara virus flu babi yang menginfeksi babi dan virus influenza A subtipe H1N1 yang telah mewabah pada manusia selama bertahun-tahun, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menamai virus ini dengan sebutan "Virus H1N1 2009". Nama yang lain yaitu "novel H1N1" atau nH1N1, "quadruple assortant H1N1", dan "H1N1 Pandemik 2009".
Gejala
Gejala flu babi H1N1 seperti gejala flu biasa yaitu demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, nyeri tubuh, sakit kepala, menggigil, dan kelelahan. Kadang-kadang disertai dengan diare dan muntah-muntah. Hampir semua orang yang terserang flu setidaknya muncul dua dari gejala-gejala tersebut. Namun gejala ini juga dapat disebabkan oleh berbagai kondisi lain. Itu berarti bahwa diagnosa flu babi tidak bisa dipastikan hanya berdasar pada gejala-gejala saja.
Untuk penanganan ketika gejala-gejala tersebut muncul adalah segera dilakukan tes laboratorium, meskipun hasil negatif tidak berarti Anda tidak memiliki flu. Akurasi dari tes tergantung pada kualitas bahan dan peralatan laboratorium, metode pengumpulan sampel, dan juga kemungkinan kontaminasi dari sampel penderita lain pada saat pengujian. Hanya tes laboratorium yang dapat memastikan apakah penderita terserang flu babi atau bukan.
Seperti flu musiman, pandemi flu babi dapat menyebabkan gejala neurologis pada anak-anak. Kejadian ini jarang terjadi, tapi bisa menjadi sangat parah dan seringkali fatal. Termasuk gejala kejang atau perubahan pada status mental (kebingungan, gangguan kognitif atau perubahan perilaku). Tidak jelas mengapa gejala ini terjadi, meskipun ada kemungkinan disebabkan oleh Sindrom Reye. Sindrom Reye biasanya terjadi pada anak-anak dengan penyakit virus yang diobati dengan Aspirin (sesuatu yang harus selalu dihindari).
Pengobatan
Virus flu babi H1N1 peka terhadap antivirus Tamiflu dan Relenza. Obat antivirus ini paling efektif bila diberikan pasien dalam waktu kurang dari 48 jam setelah awal gejala flu. Namun virus resisten terhadap obat tersebut bila lebih dari 48 jam.
Obat antivirus ketiga, Peramivir, dapat digunakan hanya pada pasien yang dirawat dengan flu yang parah. Peramivir adalah jenis narkoba suntikan yang telah disetujui untuk digunakan dalam keadaan darurat.
Tidak semua penderita memerlukan perawatan dengan obat tersebut. Kebanyakan penderita yang datang dengan flu babi H1N1 pulih sepenuhnya tanpa pengobatan antivirus. Tapi CDC merekomendasikan pengobatan untuk penderita dengan resiko komplikasi flu parah yang datang dengan gejala mirip flu. Karena sangat penting untuk segera memberikan obat ini setelah gejala muncul.
Pencegahan
Untuk pencegahan CDC merekomendasikan langkah-langkah berikut :
Penyakit ini awalnya dijuluki flu babi karena virus yang menyebabkan penyakit ini berasal dari babi. Virus ini sendiri mengandung gen dari virus flu pada babi, burung, dan manusia. Meskipun kebanyakan orang menyebut virus ini sebagai virus flu babi H1N1, para ilmuwan masih berdebat tentang nama apa yang tepat untuk virus tersebut.
Virus flu babi yang menyebar di antara babi tidak sama dengan virus flu manusia. Flu babi jarang menulari manusia, dan langka terjadi kasus manusia yang terkena dampak virus flu babi terutama yang kontak langsung dengan babi. Tapi wabah flu babi saat ini berbeda. Ini disebabkan karena virus flu babi tipe baru yang telah mengalami mutasi sehingga memungkinkan untuk menyebar dari manusia ke manusia, dan terjadi di antara mereka yang tidak pernah kontak dengan babi.
Untuk membedakan antara virus flu babi yang menginfeksi babi dan virus influenza A subtipe H1N1 yang telah mewabah pada manusia selama bertahun-tahun, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menamai virus ini dengan sebutan "Virus H1N1 2009". Nama yang lain yaitu "novel H1N1" atau nH1N1, "quadruple assortant H1N1", dan "H1N1 Pandemik 2009".
Gejala
Gejala flu babi H1N1 seperti gejala flu biasa yaitu demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, nyeri tubuh, sakit kepala, menggigil, dan kelelahan. Kadang-kadang disertai dengan diare dan muntah-muntah. Hampir semua orang yang terserang flu setidaknya muncul dua dari gejala-gejala tersebut. Namun gejala ini juga dapat disebabkan oleh berbagai kondisi lain. Itu berarti bahwa diagnosa flu babi tidak bisa dipastikan hanya berdasar pada gejala-gejala saja.
Untuk penanganan ketika gejala-gejala tersebut muncul adalah segera dilakukan tes laboratorium, meskipun hasil negatif tidak berarti Anda tidak memiliki flu. Akurasi dari tes tergantung pada kualitas bahan dan peralatan laboratorium, metode pengumpulan sampel, dan juga kemungkinan kontaminasi dari sampel penderita lain pada saat pengujian. Hanya tes laboratorium yang dapat memastikan apakah penderita terserang flu babi atau bukan.
Seperti flu musiman, pandemi flu babi dapat menyebabkan gejala neurologis pada anak-anak. Kejadian ini jarang terjadi, tapi bisa menjadi sangat parah dan seringkali fatal. Termasuk gejala kejang atau perubahan pada status mental (kebingungan, gangguan kognitif atau perubahan perilaku). Tidak jelas mengapa gejala ini terjadi, meskipun ada kemungkinan disebabkan oleh Sindrom Reye. Sindrom Reye biasanya terjadi pada anak-anak dengan penyakit virus yang diobati dengan Aspirin (sesuatu yang harus selalu dihindari).
Pengobatan
Virus flu babi H1N1 peka terhadap antivirus Tamiflu dan Relenza. Obat antivirus ini paling efektif bila diberikan pasien dalam waktu kurang dari 48 jam setelah awal gejala flu. Namun virus resisten terhadap obat tersebut bila lebih dari 48 jam.
Obat antivirus ketiga, Peramivir, dapat digunakan hanya pada pasien yang dirawat dengan flu yang parah. Peramivir adalah jenis narkoba suntikan yang telah disetujui untuk digunakan dalam keadaan darurat.
Tidak semua penderita memerlukan perawatan dengan obat tersebut. Kebanyakan penderita yang datang dengan flu babi H1N1 pulih sepenuhnya tanpa pengobatan antivirus. Tapi CDC merekomendasikan pengobatan untuk penderita dengan resiko komplikasi flu parah yang datang dengan gejala mirip flu. Karena sangat penting untuk segera memberikan obat ini setelah gejala muncul.
Pencegahan
Untuk pencegahan CDC merekomendasikan langkah-langkah berikut :
- Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air, terutama setelah batuk atau bersin.
- Hindari kontak dengan orang-orang yang memiliki gejala mirip flu, setidaknya jaga jarak sekitar 6 meter.
- Hindari menyentuh mulut, hidung, atau mata.
- Jika terdapat gejala flu seperti demam ditambah batuk atau sakit tenggorokan atau gejala flu lainnya, segera periksakan ke dokter.
- Kenakan masker jika harus kontak dekat dengan orang yang sakit, meskipun tidak ada bukti definitif bahwa masker dapat mencegah penularan flu.
- Orang yang menderita atau yang diduga menderita flu babi harus memakai masker, ketika berada di ruang umum.
- Ibu menyusui dengan gejala flu babi, sementara harus berhenti memberikan ASI kepada anaknya, dan anak harus diberi makan oleh orang lain.
Komentar
Posting Komentar