Leukemia adalah kanker dari sel-sel darah putih dan sumsum tulang, dan menyerang sekitar 7.200 pasien baru per tahun. Sekitar 4.300 meninggal setiap tahun karena penyakit ini. Tingkat ketahanan hidup terbaru menunjukkan bahwa lebih dari setengah dari penderita leukemia meninggal dalam waktu lima tahun setelah diagnosis.
Penanganan leukemia dibagi dalam dua tahap, kemoterapi untuk membersihkan tubuh dari penyakit, kemudian untuk mencegah kekambuhan digunakan kemoterapi atau transplantasi sumsum tulang. Gagasan penelitian tentang vaksin leukemia bukan untuk mencegah penyakit, namun diharapkan vaksin mampu memprogram sistem kekebalan tubuh untuk memburu sel-sel kanker dan menghancurkannya. Vaksin kemudian mendorong sistem kekebalan tubuh untuk mengenali sel-sel leukemia sehingga jika sel-sel tersebut muncul kembali (kambuh), sistem kekebalan tubuh segera bereaksi.
Vaksin ini dibuat dengan mengambil sel-sel dari darah pasien dan memanipulasi mereka di laboratorium. Pasien dalam penelitian ini, memiliki bentuk leukemia yang dikenal sebagai Acute myeloid leukaemia (AML), bentuk yang paling umum pada orang dewasa. Sel diberi dua gen yang bertindak sebagai flag untuk membantu mengidentifikasi leukemia. Dengan harapan, secara efektif bisa meningkatkan kemampuan sistem kekebalan untuk mencari dan menghancurkan sel-sel kanker.
Penelitian yang dipimpin oleh Prof. Ghulam Mufti, Prof. Farzin Farzaneh dan Dr. Nicola Hardwick di University College London, telah melakukan tugas rumit untuk mengembangkan virus buatan manusia, mirip dengan HIV, yang membawa dua gen ke dalam sistem kekebalan tubuh. Prof. Farzaneh, Professor of Molecular Medicine di King's College London, mengatakan jika uji coba berhasil maka bisa digunakan untuk mengobati leukaemia dan sel kanker lainnya. Konsep pembuatan vaksin leukemia sama seperti vaksin biasanya. Sistem imun dibuat untuk melihat sesuatu yang asing dan kemudian dapat menghancurkannya sendiri. Hal ini memiliki kemungkinan untuk menjadi pengobatan kuratif.
Pengembangan yang telah dilakukan selama 20 tahun ini, didanai oleh Departemen Kesehatan dan berbagai kegiatan amal termasuk Leukemia Research Fund (LRF) dan Elimination of Leukaemia Fund (ELF). Dr. David Grant, direktur ilmiah LRF, mengatakan bahwa vaksin kanker merupakan daerah yang sangat menarik dari penelitian dan dapat menawarkan alternatif yang sangat bermanfaat menggantikan pengobatan kemoterapi. Namun sangat dini dan kita perlu melihat hasil uji coba ini sebelum kita tahu apakah potensi ini juga akan direalisasikan. Hasil penelitian ini dijadwalkan akan diterbitkan dalam Journal of Cancer Immunology segera.
Artikel Terkait
- Kurangi Resiko KankerSeringkali kita merasa bahwa penyakit kanker adalah penyakit yang sudah ditakdirkan adanya, sehingga kita hanya pasrah dan tidak melakukan apa-apa. M ...
- Virus Herpes Untuk Mengobati KankerSebuah rumah sakit di London yang telah meneliti 17 pasien menemukan bahwa penggunaan virus herpes bersama kemoterapi dan radioterapi dapat membantu ...
- Penyebaran Vaksin Malaria Melalui NyamukIlmuwan Eropa akhir-akhir ini melakukan penelitian yang sangat berani dengan menyebar parasit malaria melalui perantara nyamuk. Hasil yang didapat da ...
- Bahaya Seks Di Bawah Usia 17 TahunKanker rahim (uterus) merupakan salah satu jenis kanker yang menakutkan bagi seorang perempuan. Kanker ini dianggap menjadi penyebab kematian terbesa ...
Komentar
Posting Komentar