Ingat kembali orang-orang yang anda kenal. Mereka yang mempunyai wajah lebar memiliki rasa percaya diri yang alami dan cenderung memimpin. Dalam perkawinan ataupun rekanan usaha, orang dengan ciri inilah yang biasanya mengambil keputusan utama. Bukan karena individu ini lebih mampu atau lebih pandai, melainkan karena ia merasa demikian.
Sebagai perbandingan, keadaan ini mirip anjing Bulldog dengan anjing Collie. Collie lebih bagus dan pandai. Tetapi bila ada Bulldog, tidak diragukan bahwa anjing inilah yang lebih berkuasa.
Indikator yang pasti untuk ciri ini adalah lebarnya dahi seseorang pada bagian alis, dibanding panjangnya wajah. Bukan soal inchi atau bobotnya, tetapi proporsinya. Sekali lagi, bukan ukuran besarnya anjing tersebut melainkan besarnya nyali anjing itu.
Dalam penelitian terhadap tentara PD II yang terluka, ditemukan bahwa lokasi fisik ego manusia adalah pada bagian prefrontal otak. Ketika mereka ditembak atau terluka, egonya pun hancur. Ward Halstead melaporkan hal itu dalam buku terbitannya tahun 1952, “Brain and Intelegence”.
Namun demikian, dalam masyarakat sekarang, kata “ego” terlalu berbaur dengan konotasi negatif “egois”. Oleh karena itu, dalam kepribadian biologis, istilah “rasa percaya diri” lah yang digunakan.
Sifat alami manusia yang menguntungkan adalah kita secara sadar mengarahkan kemampuan konstitusional, seperti menggerakkan tangan. Rasa percaya diri itu bukan hanya bisa diarahkan, tetapi juga bisa diperkuat atau diubah setelah beberapa waktu. Orang dengan wajah sempit, yang secara alamiah kurang percaya diri dan selalu cemas, bisa belajar untuk membangun kepercayaan diri, bahkan dapat ikut mengemukakan pendapat atau mengambil alih kendali. Banyak orang yang belajar untuk tidak terlalu memikirkan diri sendiri, berubah dan mulai berani dengan masuk ke dalam kelompok bicara, seperti pembawa acara.
Istri seorang pria dengan ciri ini bisa belajar untuk tidak terlalu berkuasa, dan mulai menggunakan kekuatannya untuk membangun rasa percaya diri suaminya. Ia juga bisa menggunakan bakat pemimpin mereka secara bebas dalam proyek-proyeknya sendiri.
Winston Churchill adalah contoh pria berwajah lebar yang memanfaatkan rasa percaya diri dan keberaniannya, untuk memompa semangat seluruh bangsa selama masa perang.
Yang dapat dilakukan di sekitar orang yang tinggi rasa percaya dirinya :
Sebagai perbandingan, keadaan ini mirip anjing Bulldog dengan anjing Collie. Collie lebih bagus dan pandai. Tetapi bila ada Bulldog, tidak diragukan bahwa anjing inilah yang lebih berkuasa.
Indikator yang pasti untuk ciri ini adalah lebarnya dahi seseorang pada bagian alis, dibanding panjangnya wajah. Bukan soal inchi atau bobotnya, tetapi proporsinya. Sekali lagi, bukan ukuran besarnya anjing tersebut melainkan besarnya nyali anjing itu.
Dalam penelitian terhadap tentara PD II yang terluka, ditemukan bahwa lokasi fisik ego manusia adalah pada bagian prefrontal otak. Ketika mereka ditembak atau terluka, egonya pun hancur. Ward Halstead melaporkan hal itu dalam buku terbitannya tahun 1952, “Brain and Intelegence”.
Namun demikian, dalam masyarakat sekarang, kata “ego” terlalu berbaur dengan konotasi negatif “egois”. Oleh karena itu, dalam kepribadian biologis, istilah “rasa percaya diri” lah yang digunakan.
Sifat alami manusia yang menguntungkan adalah kita secara sadar mengarahkan kemampuan konstitusional, seperti menggerakkan tangan. Rasa percaya diri itu bukan hanya bisa diarahkan, tetapi juga bisa diperkuat atau diubah setelah beberapa waktu. Orang dengan wajah sempit, yang secara alamiah kurang percaya diri dan selalu cemas, bisa belajar untuk membangun kepercayaan diri, bahkan dapat ikut mengemukakan pendapat atau mengambil alih kendali. Banyak orang yang belajar untuk tidak terlalu memikirkan diri sendiri, berubah dan mulai berani dengan masuk ke dalam kelompok bicara, seperti pembawa acara.
Istri seorang pria dengan ciri ini bisa belajar untuk tidak terlalu berkuasa, dan mulai menggunakan kekuatannya untuk membangun rasa percaya diri suaminya. Ia juga bisa menggunakan bakat pemimpin mereka secara bebas dalam proyek-proyeknya sendiri.
Winston Churchill adalah contoh pria berwajah lebar yang memanfaatkan rasa percaya diri dan keberaniannya, untuk memompa semangat seluruh bangsa selama masa perang.
Yang dapat dilakukan di sekitar orang yang tinggi rasa percaya dirinya :
- Bicara besar. Katakan misalnya, “Karena kita sudah disini, bagaimana kalau kita memasang kolam renang?”
- Bekerja tuntas, kerjakan tugas-tugas anda. Ia benci kelemahan dan kejengkelan itu akan tampak bila ia merasa hasilnya tak memadai.
- Jangan lakukan sesuatu yang tak dapat anda selesaikan. Ini juga berlaku bagi anak-anak, sekalipun baru berusia 2 tahun. Berikan disiplin ya atau tidak. Jangan hanya sekedar bicara karena orang yang berwajah lebar ini akan mengacuhkanmu dan melakukan apa yang disukainya.
- Puji mereka. Pujilah suatu pekerjaan yang dapat dilakukannya dengan baik, atau sesuatu yang anda sukai darinya.
- Ingatlah mereka hanya merasa nyaman bila melakukan sesuatu, langkah demi langkah. Jangan paksakan sekaligus.
- Ingat, mereka perlu sering diberi dorongan sampai mereka tidak minder lagi. Bila mereka telah beberapa kali berhasil, mereka baru percaya diri. Oleh sebab itu, beritahu bahwa mereka bisa melakukannya.
Komentar
Posting Komentar